Rabu, 25 Maret 2009

Merenung tentang pekerjaan




Cerita dari dan tentang seorang teman. Yang entah karena kelihaianku bercerita atau dia yang terlalu rendah hati sehingga menyukai memberi pujian terhadap pekerjaanku, atau memang sekedar dia sedang jenuh terhadap pekerjaannya.
Padahal yah, dia bekerja sebagai manager suatu travel agent yang gede. Pekerjaan yang pastinya sangat keren. Bisa jalan-jalan mulu ato merancang perjalanan buat orang lain.hmmmh, mawuuuu…

“I think you have a very good job. It is a noble one. You, know when we talk bout what I did and you didn’t or you did and I didn’t, I hate at the moment to be me. You’re just too good and I’m bad”

Aha! We are talking about our job at the moment.
And I just let you know pals…
I am not that good
You are not bad
you do not something wrong.
You are not bad at all when you do nothing wrong

Banyak orang orang begitu terkagum-kagum jika mendengar pekerja LSM atau pekerja sosial.Hohoho!Berikanlah kekaguman itu sebagaimana mestinya.
But I still do it for money.
Aku masih mendapat gaji kok. Dan itu cukup untuk menopang teori kemandirian finansial.
Jangan pernah menganggap aku melakukannya tanpa sebuah hitung-hitungan di atas kertas.
Tak pantas rasanya aku menerima sanjungan itu.
Kemanusiaan dipersandingkan dengan profit.
Tak ada yang yang lebih kurang mulia diantara keduanya.
Jika aku memilih untuk menjalani pekerjaan untuk kemanusiaan, semata-mata karena aku merasa aku ingin dan harus melakukannya.
Mungkin kita sebut saja panggilan atau jodoh atau apalah.
Tapi saat menjejakkan kaki di dunia profit jangan memandang rendah pilihanmu.
Percayalah dunia ini harus berjalan atas keseimbangan.
Ada pekerjaan yang memang menuntut untuk secara fokus memikirkan kehidupan orang kepada yang lebih baik, dan ada pekerjaan yang secara fokus memikirkan untuk mengembangkan keuntungan yang bisa dipakai untuk berbuat lebih dalam berkelebihan.
Intinya adalah, nikmatilah kebahagiaan ketika kita memilih yang benar.
Jadi apapun pekerjaan yang kita lakukan, lakukanlah dengan benar.
Berhentilah hanya ketika hatimu berkata kau mencuri hak orang lain.
Mari bekerja!!

Ohya, bapakku pernah berkata”jangan pernah melakukan sesuatu yang membuatmu melangkah sambil menundukkan kepala selama sisa hidupmu”.

Ps: Aku masih pengen jadi petugas pemadam kebakaran.Oh, mimpi yang tidak kesampaian

Tangisan untuk sahabat


Keterdiamanmu membangunkanku
Kau sedang menangis
Dan membiarkanku untuk merasa jauh

Kau ingin menanggung dan menangisinya sendiri
Lupakah bagaimana aku datang dengan tangisan
Angkuhkah jika aku hanya ingin menemanimu menangis saat melewati semua ini

Sedikitpun aku tak ragu kau bisa melewatinya tanpaku di sisimu
Tapi aku hanya ingin berarti untukmu
Sekali saja.


Jika aku harus mengucap maaf

Maafkan jika hati ini mengenal batas
Maafkan jika hati ini memperlihatkan sisi tergelapnya
Maafkan jika aku pergi
Tak akan ada hadirmu saat aku hadir
Tak akan aku hadir jika kau disana
Jika aku harus mengucapkan maaf
Maka biarlah kuucapkan
Karena hanya kata itu yang kumiliki untukmu



(untuk: RJ)

Dengarlah nyanyianku

Ketika hujan pun bernyanyi dan langit kelam memayungiku
Aku hanya ingin bernyanyi
Untuk semua cinta yang pernah datang kemudian pergi
Untuk semua tawa dan tangis yang bergantian
Aku hanya ingin bernyanyi
Oh dengarlah
Aku hanya ingin bernyanyi kembali
Dan berkata selamat datang kembali cinta

Minggu, 22 Maret 2009

Cinderella yang memperdaya

Berpikir bahwa Cinderella gadis cantik lemah, lugu, teraniaya, baik dan tak berdaya??
You should think about it more.
Bacalah dan cermatilah dongeng itu seklai lagi dan temukan karakternya yang sudah sekian ratus tahun tersebunyi.

Dalam dongeng itu secara jelas si peri baik berkata bahwa cinderella harus kembali sebelum lonceng tengah malam berbunyi karena jika tidak segalanya akan kembali seperti semula. Kuda-kuda penarik kereta kencana akan kembali menjadi tikus. Kereta kencana akan kembali menjadi labu. Dandanan Cinderella yang menawan akan kembali menjadi cemong-cemong abu perapian. Gaun mewah Cinderella akan kembali menjadi gaun rombeng sehari-harinya.

Kemudian ditengah keasikan Cinderella berdansa dengan pangeran, dia hampir lupa dengan peringatan sang peri. Akhirnya dia buru-buru meninggalkan ballroom dansa tersebut. Saking buru-burunya, dia meninggalkan sebelah sepatu kaca yang dikenakannya saat berdansa dengan pangeran.

Pertanyaanya: MENGAPA SEPATU KACA ITU TIDAK BERUBAH???

Jawaban satu-satunya adalaha:SEPATU KACA ITU BUKAN TERCIPTA OLEH SIHIR.
Jadi wajar saja sepatu itu ridak berubah bentuk.
Lalu, kalau pertanyaan berikutnya, lalu dari mana sepatu itu berasal??
AHA!marilah berasumsi dan temukanlah sisi lain seorang cinderella.
Dahulu orangtua Cinderella merupakan orang kaya. Mungkin saja Cinderella masih menyimpan sepatu kaca nan cantik milik ibunya. Kalau argumen ini benar, berarti Cinderella tak sepolos yang kita bayangkan. Karena dia bisa menyimpan rahasia itu sekian lama dan menggunakan sepatu itu di momen yang paling pas.
Saat itu Cinderella sendirian di rumah. Ibu tiri dan kedua kakak tirinya yang suka bergaya sudah terlebih dahulu pergi ke tempat pesta. Namun tentunya sepatu itu bukan milik kedua kakaknya, karena ketika dicoba pangeran meminta mereka mencoba ukurannya tidak pas. Jadi mungkin saja Cinderella meminjam atau mencuri sepatu itu dari seseorang. Kalau Cinderella meminjam sepatu itu berarti Cinderella itu tidak lemah. Dia seorang yang tidak gampang menyerah. Nah, bagaimana jika seandainya Cinderella mencuri sepeda itu dari seseorang??Wah, berarti Cinderella tidak sebaik yang kita pikirkan selama ini.

Nah-nah, jangan-jangan berasumsi diatas tidak perlu. Karena sebenarnya ketidaklogisan keberadaan asal sepatu kaca itu terjadi karena kesilapan penulis. Alias panulis tidak berpikir sampai sedetail itu??haha!Penulisnya hanya berpikir harus ada satu alat atau media yang bisa digunakan untuk membantu pangeran untuk menemukan Cinderella.

Tapi saya juga punya pemikiran lain. Jangan-jangan memang Cinderella dengan sengaja meninggalkan sebelah sepatu kaca itu. Coba bayangkan, kalau kita yang jadi Cinderella, ketika kita bertemu dengan pangeran impian yang mempesona. Kemudian berdansa dengannya. Apakah sudah merasa cukup dan tidak ingin punya kesempatan bertemu lagi??pastinya tidak. Nah, Cinderella juga seperti itu. Saya bayangkan Cinderella juga tidak rela pertemuan itu akan menajdi pertemuan terakhir. Cinderella memutar otak.Berpikir keras.eureka!Dia menemukan jawabannya. Dia meninggalkan sepatu itu dengan sengaja. Karena Cinderella sudah bisa memperkirakan bahwa pangeran bisa mempergunakan sepatu itu untuk menemukannya kembali. Aha!Ternyata Cinderella gadis yang pintar.cerdik.
(tak heran adegan ini juga banyak ditiru oleh adegan sinetron. Cewe ninggalin hp, dompet di mobil, di rumah, jadinya kan si cowo datang untuk mengembalikan (secara cowo baik-baik. Kalau maling mah sikat tuntas aja…JJ, jangan2 ada juga diantara kamu yang pernah melakukan hal seperti ini. ayo, ngaku…ngaku!)

Nah terserah dari yang baca coret-coretan ini untuk memilih penjelasan yang mana yang cocok untuk penjelasan tentang sepatu kaca itu. Tapi setidaknya berhentilah menerima dongeng sebagaimana adanya. Jangan-jangan ada sesuatu yang belum terungkap.Apakah penulisnya yang kurang logis atau karakter tokoh masih ada yang tersembunyi. Buktinya Cinderella. Dia tidak lemah dan tak berdaya. Buktinya kita semua terperdaya selama ratusan tahun. Hehe.

Menyerah

Ketika hati berkata
Inilah saatnya
Detik untuk menyerah
Dan kau memandang kosong ke depan

Setelah ribuan detik
Masih beridiri dan tetap memandang kedepan
Kau belum melangkah maju
Namun kau tidak menyerah

Sedikit Menyusuri Trafficking

Jumat, 20 Maret 2009

Pagi ini aku harus memaksa diriku untuk meninggalkan kebiasaan bangun pagi jam7 lewat lima menit. Karena pagi ini akan menjadi suatu awal penyusuran bisnis perdagangan orang di perbatasan. Yap, pagi ini aku dan mas pit akan sedikit menyusuri cerita trafiking di gerbang batas entikong (indonesia) dan tebedu (malaysia).

Berangkat dari jam 6 pagi dari Sanggau dan tiba di Entikong jam 9.20 pagi. Sepanjang perjalanan satu hal yang bisa disimpulkan dari perjalanan ini
”sumpah jalannya mulus banget!”.
Tidak heran kalau bisnis perdagangan orang di jalur ini pun lancar, karena infrastrukstur pun mendukung. Bahkan dibandingkan dengan area layanan kantor yang lain, jalan menuju entikong ini memang paling mulus. Minim lubang. Kondisi ini tidak heran karena memang jalan ini memang bertajuk “jalan internasional”. Sebuah jalan yang menjadi penghubung dua negara atau lebih. Sepanjang perjalanan kami berpapasan dengan DAMRI Pontianak-Malaysia-Brunei. Juga salah satu bis Sekadau-Kuching. Bahkan salah satu tetangga pernah mengatarakan kepadaku kalau mau bisa saja kita tidak hanya berhenti samapai malayasia, tapi juga vietnam. Jadi jalan itu mulus karena menghubungkan kita dengan negara lain.titik.

Tujuan pertama dari perjalanan ini adalah bertemu dengan Ibu Arsinah. Beliau adalah tokoh pendiri yayasan anak bangsa. Sebuah yayasan yang sangat concern terhadap pencegahan dan penanggulangan trafficking. Selama tinggal di Sanggau sepak terjang ini tak lagi sesuatu yang asing bagiku.

Tapi sekedar mengingatkan buat yang belum pernah dengar tentang yayasan ini, ingatkah tentang cerita Susi Susanti, seorang pelajar SMP asal Lampung yang diculik dan dibius, yang ketika tersadar sudah berada di bandar Supadio, kemudian dilarikan ke Kuching kemudian dilacurkan disana. Jika rajin mengikuti Kompas pasti mengetahui cerita ini. Karena berita menggemparkan ini sempat beberapa hari dimuat oleh media itu.
Nah, kembali ke Ibu Arsinah. Ibu Arsinah dan yayasan anak bangsa (tentunya juga dibantu oleh pihak lain) inilah yang mengusahakan pemulangan Susi Susanti ini kembali ke Lampung.
Menurut Ibu Arsinah Susi Susantio sempat tinggal 3 bulan di shelter anak bangsa ini.

Kami sampai di Yayasan anak bangsa ini saat kegiatan PAUD baru saja selesai dan diterima langsung oleh ibu Arsinah. Terdapat sebuah papan bertuliskan “lumbung pendidikan luar sekolah” bersebelahan dengan papan bertuliskan “yayasan anak bangsa”. Tidak banyak ruangan dalam bangunan yang tidak besar itu. 1 ruangan yang paling luas dipakai untuk PAUD 109 anak. Kemudian ada 2 ruangan kecil untuk staf, dan 1 pelatihan komputer. Dalam ruangan berisi 6 komputer itulah kami mengobrol selama sekitar 1 jam.

Banyak hal yang kami perbincangkan. Bagaimana dan resiko apa yang dia alami ketika memulangkan para buruh migran. Langkah-langkah yang dia tempuh untuk mencukupkan dana yang dia punya untuk menutupi biaya operasinal yayasan yang dibangun tahun 2001 tersebut. Sebagai sebuah LSM lokal keterbatasan dana tentu saja menjadi problema sehari-hari yayasan tersebut. Memang ada kucuran dana dari LSM yang besar dan pemerintah. Namun dana hibah tersebut tidaklah selalu cukup. Dan saat dana yayasan tak cukup tak jarang ibu arsinah akan merogoh kocek pribadi. “walaupun tidak ada dana tidak mungkin pekerjaan untuk masyarakat ini berhenti”, ungkapnya.

Adalah sesuatu yang wajar yayasan ini harus rajin mencari dana ke pemerintah dan LSM besar, karena memang biaya operasional yayasan ini tidak kecil. Yayasan ini ketika menanggulangi kasus trafficking harus menjemput para TKW tersebut ke Malaysia, menampung (memberi makan dan minum) di shelter sampai si TKW disidangkan dan boleh pulang (yang bisa makan waktu sampai berbulan-bulan), melengkapi mantan TKW tersebut dengan lifeskill sehingga ketika kembali masyarakat dia bisa memakai ketrampilan tersebut untuk mencari nafkah, dan biaya tiket pemulangan mantan TKW tersebut sampai ke daerah asalnya. Patut diingat daerah asal para TKW tersebut tidak bisa dikatakan dekat. Ketika berkunjung ke shelter itu kami bertemu dengan 2 orang TKW dari Tasikmalaya dan 1 orang dari tangerang (silahkan membayangkan betapa jauh dan berapa dana yang dibutuhkan untuk memulangkan mereka).

Kemudian, atas kesadarn bahwa trafficking seharusnya tidak hanya ditanggulangi namun juga dicegah maka yayasan ini juga melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan. Salah satunya adalah penyelenggaraan pendidikan. Yayasan ini menyelenggarakan PAUD, melalui kegiatan ini mereka bisa menolong anak-anak untuk tumbuh cerdas dan kreatif karena sistem pendidikannya didasarkan pada minta anak. Ada juga pertemuan-pertemuan rutin orangtua PAUD. Dalam pertemuan ini selain membahas tentang perkembangan anak, ibu arsinah juga memakai momen itu untuk menjelaskan tentang hak anak. Penyadaran tentang hak anak ini diharapkan bisa mencegah trafficking semakin meluas.

Untuk anak-anak yang tidak biaya untuk sekolah, yayasan ini juga memberikan bantuan langsung. Mulai dari uang sekolah, alat tulis, seragam, sampai buku. Menurut ibu Arsinah putus sekolah hampir dapat dipastikan masyarakat di perbatasan akan memilih menjadi buruh migran di negeri orang. Itulah sebabnya dia mati-matian berjuang, jangan samapi anak-anak di daerah itu putus sekolah. Selain membantu tetap sekolah, yayasan ini juga membantu anak-anak untuk memperluas wawasan dengan membuat sebuah perpustakaan. Ketika berkunjung ini, kami sempat melihat beberapa anak sekolah singgah untuk meminjam buku. Hal ini sangat berlawanan dengan stigma bahwa anak-anak di kalbar ini minim minat baca.

Ada lifeskill untuk anak putus sekolah dan masyarakat. Diharapkan ketika sudah memiliki keterampilan, mereka bisa “mengais rejeki” di negeri sendiri daripada di negeri orang. Saat ini yayasan anak bangsa ini sedang ada pelatihan memasak kue, menjahit, menyulam, salo, dan komp;uter. Yayasan ini selain menyediakan fasilitatornya (biasanya stafnya) juga menyediakan alat dan bahan yang diperlukan. Yayasan ini juga memfasilitasi masyarakat yang tinggal jauh dari entikong. Bahkan untuk sebuah pelatihan menjahit, stafnya harus pergi ke suatu daerah dengan menyewa speed boat seharga 750 ribu.

Kerja keras bu Arsinah pun berbuah manis. Banyak orang yang pernah disentuh hidupnya olehnya, tidak begitu saja melupakan dia. Di sela-sela perbincangan kami, ada salah seorang anak asuhnya menelepon dari Riau untuk sekedar memberi tahu bahwa ibu arsinah masuk majalah katrtini dan tabloid Nova (bahakan ibu arsinah kesulitan mendapatkan media-media itu). Rupanya pekerjaan sosial ibu Arsinah bukan hanya didengar oleh media tapi juga oleh pemerintah. Dalam sebulan ini dia akan travel ke Solo, Jakarta, dan Lampung untuk berbagi pengalamannya.

Sebelum pulang kami dipersilahkan untuk melihat shelter yayasan anak bangsa. Terus terang shelter ini sedikit diluar perkiraanku. Semula aku berpikir, mengingat shleter ini sangat penting dan menjadi daerah tujuan para TKW begitu keluar dari Malaysia aku membayangkan shelter itu sebuah tempat yang nyaman. Ternyata tidak.sheleter itu hanya sebuah ruangan dari kayu, berukuran mungkin 4X4 meter dengan 1 buah tivi dan tanpa penyekat. Terlihat beberapa kasur di pojok dalam keadaan terlipat. Jadi kalau siang ruangan itu dipakai untuk menonton, menyetrika, berbincang-bincang, dan kalau malam untuk tidur. Ada juga sebuah ruangan kecil untuk tempat konseling.
Meskipun tempat itu sangat sederhana tapi bisa berarti surga. Yap untuk para TKW yang lolos dari Malaysia. Itulah kesan yang tangkap ketika sempat berbincang dengan 2 orang TKI yang baru keluar dari Malaysia. “Begitu keluar dari Malaysia lewat gerbang udah senang banget meskipun tidak kenal siapa-siap. Palagi sampai di tempat ini”. Ujar kedua orang TKW yang merupakan paman dan keponakan dari Tasikmalaya. Mereka bercerita mereka tertarik untuk bekerja di Malaysia karena ditawarin oleh orang di kampunya dan diiming-imingi gaji 3 juta sebulan tanp membayar sepeser pun untuk biaya keberangkatan ke malaysia (ongkos dan pembuatan paspor diurus oleh calo). Namun ketika sampai di Malaysia mereka diberi tahu bahwa mereka hanya akan mendapat upah sebanyak 240 ringgit atau sekitar 700 ribu. Ditempatkan disebuah tempat yang jauh dari layak dan upah jauh dari yang dijanjikan, mereka hanya sanggup bertahan bekerja di malaysia selama 1 minggu. Karena tidak tahan lagi mereka memutuskan untuk kabur meskipun tidak punya uang sama sekali (mereka hanya membawa 150 ribu dari Tasikmalaya dan masih diminta oleh calo di perbatasan dengan alasan tidak bisa dipakai di malaysia). Selain mengambil uang handphone mereka juga disita oleh calo di malaysia. Ketika mereka kabur, mereka terselamatkan oleh stiker konsulat jendral indonesia (yang berukuran sangat Kecil) tertempel di sebuah pintu. Mereka meminjam handphone slaah seorang penduduk malaysia dan sms ke nomer konjen Indonesia. Kemudian Kopnjen tersebut menghubungi Ibu Arsinah, dan itulah awalnya mereka sampai di shelter aanak bangsa itu.
“Saya kapok. Mau bekerja di kampung saja. Baru seminggu sudah hampir gila rasanya”, ujar mereka. Rencananya ibu Arsinah akan segera mencari tiket dan segera memulangkan mereka ke Tasikmalaya.

Kami juga sempat bekernalan dengan seorang ibu asal Tangerang. Ceritanya sedikit berbeda dengan kedua bapak dari Tasikmalaya. Ibu ini akan bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan janji 1.5 juta rupiah. Namun dia saat akan melewati perbatasan dia tertangkap karena memiliki paspor palsu. Akhirnya dia sampai di shelter tersebut sampai digelar sidang kepemilikan paspor palsu.

Kemudian cerita bergulir mengenai seringnya dokumen palsu ataupun pemalsuan identitas demi bisa melewati perbatasan dan bekerja di Malaysia. Selain memalsukan dokumen, terkadang juga jika ada anak yang ingin bekerja di Malaysia, calo juga sanggup membuat paspor dengan memalsukan unmur. Beberapa bulan lalu, di shelter anak bangsa sempat menampung seorang TKW yang masih berusia 15 tahun tapi dituliskan berumur 21 tahun di paspornya. Pemalsuan usia ini gampang dilakukan oleh calo karena memang kepemilikan akte kelahiran yang minim dan syarat pengurusan paspor yang mudah. Untuk di daerah perbatasan pembuatan paspor hanya perlu surat pengantar dari desa, akte kelahiran, ktp, kartu keluarga dan uang sejumlah 270 ribu. Jika ada syarat itu yang tidak terpenuhi money talks atau buatkan saja paspor palsu. Intinya bisnis tenaga kerja ini sindikat. Punya uang atau punya kenalan, paspor mah gampang. Satu lagi yang patut diingat, paspor asli atau palsu ketika sudah tiba di malaysia, maka paspor itu akan ditahan oleh pihak pemberi kerja. Itu berarti dipaerlakukan baik atau buruk, pera pekerja tersebut tidak punya pilihan selain bertahan atau kabur secara diam-diam dengan resiko ditangkap dengan tuduhan penyusup ilegal.

Namun yang sempat mengherankan walaupun sudah mendengar dan melihat langsung kekejaman yang dialami para pekerja di malaysia, ibu itu tidak undur niatnya untuk kerja di malaysia. Dia tak sabar menunggu sidangnya kemudian memiliki paspor asli dan langsung masuk ke malaysia dan bejkerja disana. Hah! Begitu susah kah mengais rejeki di negeri sendiri?
Kami sudah berbincang banyak tentang trafficking, melihat shelter, dan bertemu langsung dengan korban trafficking, saatnya kami melanjutkan perjalanan. Selanjutnya kami akan menuju kediaman ibu endang. Tak banyak yang kami ketahui tentang ibu endang ini. Beliau seorang caleg nomer 2 dari salah satu partai, memiliki satu orang anak dan suami berwarga negara Malaysia, dan dia juga seorang ketua koperasi pasar perbatasan. Kami ingin bertemu dengannya karena dia mengetahui banyak tentang bisnis pecaloan tenaga kerja. Kami bahakan curiga bahwa dia pernah menjadi calo juga JJ

Kami diterima di rumahnya disela-sela kegiatannya mempersiapkan kampanye terbuka. Tak banyak info yang kami dapat karena waktunua sempit dan dia banyak cerita bermuatan pribadi. Tapi setelah berbincang kami tahu bahwa terkadang para pekerja yang berhasil lolos dari malaysia, ternyata juga dieksploitasi di Indonesia. Hal ini disebabkan saat seorang pekerja lolos dari malaysia biasanya tanpa membawa uang dan pakaian. Nah tampillah calo indonesia (yang telah dihubungi oleh calo di malaysia) sebagai pahlawan. Calo ini akan menampung kemudian akan menyalurkan pekerja tersebut kepada majikan baru. Biasanya menjadi pembantu atau pelacur. Hah! Bisnis perdagangan orang ini bukan hanya sindikat tapi sindikat internasional!!

Kemudian kami melanjutakan perjalanan ke border atau gerbang batas malaysia dan indonesia. Kesan pertama yang didapat dari tempat ini adalah:ramai.terlihat sekali ini pusat bisnis dengan penjagaan yang longgar. Begitu sampai disana kami langsung didekati oleh seorang tidak berseragam (calo?) sambil bertanya “bawa orang?” sambil melihat ke arahku. Aha! Ada gunanya punya wajah bego (yang sering membuatku bete). Tanpa ada kesepakatan sebelumnya, aku dan mas pit berpandangan entah bagaimana kami serasa saling berbicara dalam hati, “ayo kita mulai petualangan ini”.Tapiii….hah!sopir kantor yang menyertai kami langsung menjadi pahlawan (kesiangan). Dia menjawab si calo itu dengan berkata “tidak. Kami hanya ingin lihat-lihat”. Owwww!thanks!you mess this adventure up. Mendengar itu si calo langsung pergi.Kami melanjutkan langkah ke penajaga batas Indonesia yang berseragam. Dia bertanya apakah kami warga perbatasan, dan lagi-lagi si pak sopir mencoba menolong kami dengan menjadi pahlawan kesiangan dengan berkata bahwa kami dari balai karangan, sebuah kecamatan di sebelah entikong. Kacau! Si bapak berseragam langsung berkata, kalau warga perbatasan bisa masuk tanpa punya paspor. Tapi dia melanjutkan dengan ucapan” tapi coba aja ke petugas malaysia, yah sapa tau diijinkan”.
Kami berjalan melewati gerbang dan sudah tiba di teroterial malaysia. Kami berhadapan dengan petugas imigrasi malaysia. Yang bertanya bawa paspor atau tidak. Kalay tidak apakah punya KTP. Setelah mas pit menunjukkan paspor dan aku menunjukkan KTP, dia tercengang melihat kamera mas pit. Dan langsung memanggil seniornya yang bermuka galak.Dan si bapak bermuka galak dengan tegas mengucapkan “kalau tidak punya parkir, tidak boleh lewat”. Yah sudahlah. Tapi ada pemandangan menarik menyusul. Ada 2 orang perempuan membawa tas. Maaf banget sebelumnya, perempuan itu mukanya polos sekali dan kelihatan banget dari kampung.Mereka hanya perlu menunjukkan paspor dan langsung bebas memasuki malaysia. Segampang itu. Tidak ada pertanyaan laiinya, untuk tujuan apa masuk ke malayasia?Kalau bekerja, akan bekerja dimana? Berapa cadangan dana yang dibawa?Hah!it is just damn easy.

Kami berbalik menuju gerbang Indonesia lagi. Kali ini ada seorang bapak yang berkata, wah sudah terlalu sore. Jadi kalau mau masuk besok pagi aja!!WOW!apa bedanya sore ini atau besok pagi??toh, dia udah tahu aku tidak bawa paspor!!
Kemudian kami melewati sebuah tulisan, sebelum melewati gerbang batas, wajib lapor. Kami tidak melapor dan kami baik-baik saja. Ckckck!

Kami memutuskan untuk berbicara dengan seorang ibu yang duduk di dekat gerbang. Ternyata dia adalah kuli angkut. Biasanya orang Indonesia yang berbelanja di supermarket di tebedu malaysia tidak diperbolehkan membawa mobil. Jadi ibu ini akan membantu mengangkut belanjaannya dari supermarket sampai ke mobil mereka. Dia bercerita, susah kalau tidak punya paspor tapi nekat masuk ke malaysia. “Jangan mba, nanti di lokap (penjara red. Berasal dari kata :lock up) selama 6 bulan. Bisa gila kalo di lokap. Ibu sudah dua kali di loka”. Pertanyaan yang ada dibenakku adalah, diapain ndipenjara sampai hampir gila? Kenapa ibu ini nekat mencoba dua kali masuk malaysia padahal dia tahu resikonya??

Ketika akan masuk nmobil, seorang tukang parkir berbicara pada kami.”Sebenarnya kalau tidak bawa paspor bisa menyeberang. Saya sering membantu orang dan mobil masuk malaysia. Cukup bayar saya 50 ribu atau 100 ribu. Karena saya punya banyak kenalan disana”
AHA! Memang semudah itulah bisnis perdagangan orang ini.Kalau punya paspor (baik asli maupun palsu) urusannya lancarrrrr. Tidak punya paspor??cukup 100 ribu atau punya kenalan.Intinya adalah: Gampang sekali untuk berpindah ke Malaysia!

Itu menjadi akhir penelusuran kami kali ini. Lain kali (mungkin juli) vketika mas pit datang lagi kami akan melanjutkan penelusuran ini. Saat ini kami hanya bisa menelusuri bagaimana mudahnya menembus batas indonesia-,alaysia. Berikutnya kami akan menelusuri, begitu seorang tenaga kerja melewati gerbang batas, apa yang terjadi??
Jadi sampai ketemu di penelusuran lanjutan. Saat itu aku tidak akan lupa bawa paspor, dan pak sopir harus diberitahu aturan permainan sehingga dia tak lagi jadi pahlwan kesiangan JJ

Masih Juli.
Tapi sebagai feedback perjalanan ini ada kok yang bisa diperbuat.
Mas Pit akan perlgi ke Deplu meminta mereka memperbesar stiker Konjen Indonesia, karena stiker itu sangat penting dan menyelamatkan hidup orang.
Aku akan mengusahakan beberapa bantuan untuk yayasan anak bangsa (peralatan salon dan mesin jahit).
Mari melakukan sesuatu!!

ps:tulisan ini masih acak kadut.ditulis buru-buru takut kelupaan.suatu saat akan dirapiin lagi.janji yee,,,,

Selasa, 17 Maret 2009

I hate that damn L.F.


(Saat ini sungguh2 kumerasa marah. Marah karena merasa bergitu tak berdaya. Marah karena terlibat dalam sesuatu yang terlihat begitu salah.)


Sial.


Mengapa harus diam atas nama terbentur sistem?


Sial.


Bukankah semestinya sistem itu hanya alat untuk tercapainya tujuan secara tertib.


Kenapa aku harus rela membiarkan hati nurani terbutakan olehnya dan membiarkan sosok manusia terendahkan harkatnya.


Sial.


Lantas apa yang sebenarnya sedang kami kerjakan.


Sial.


Sial.


Sungguh, kita sungguh mampu melakukan lebih dari sekedar diam.


Kita terlalu tua, dewasa, dan besar untuk takluk pada sebuah sistem.


Sial.


Semua ini sungguh terasa salah.



(utk seorang anak yang bunuh diri karena tidak mampu membayar uang ujian, dan 2 anak yang memutuskan pergi dari sekolah dan menjadi pesuruh karena tak mampu membayar spp)





Sosok pengecut yang membencimu

Luka dan amarah ini membangkitkan sosok lain dalamku
Aku membencimu
Membencimu
Kau harus merasakan luka dan amarah ini
Lihatlah sosok asing ini sekarang
Sosok yang berharap membalasmu
Sosok yang terdiam ketika melihat bukan hanya kau yang terluka
Sosok pemarah yang begitu pengecut
Aku membencimu
Sampai aku jadi seorang pengecut
Kau membuatku memilih yang tak pantas
Aku membencimu
Membencimu
Membencimu
Membencimu


Note:
I thought I am a good girl, but I am not.
Dalam hayalan pun tak terbayang aku mampu melakukan ini
Tapi aku melakukannya.

Ketika dendam sepertinya harus terbalaskan
Ternyata…
Pembalasan ini tak membuatku merasa lebih baik
sedikitpun pun aku tak merasa lebih baik

sebuah salam dari "sebuah perjalanan"


I welcome you on my 6th blog. Yup…6th!

Haha, bukan krn dah “kepenuhan” loh ampe bikin blog ke-6 tapi ini adalah siptom (cie, canggih) dari beberapa sifat dalam diriku.


Here are de details


1.pelupa. Yah emang ga ada keraguan lagi 5 blog sebelumnya tak berlanjut krn emg gw seorang lupita. Sigh!!(question: ada yang sudah benar2 merasakan efek ginko biloba?)


2.good planner, bad doer. It is so me! Selalu dalam bayangan gw cool bgt punya blog tulis ttg ini-itu, upload foto2, bikin cerita2 lucu, bisa memberi pengaruh pada orang. Hah! Nyatanya hanya ada di pikiran gw doang. Gw emg pemalas yang bermimpi gede.

3.ga fokus.heran deh, dgn kesibukan yg ga gila2an (secara bukan warga kota besar), kenapa gw ga bisa rutin nulis yah??

4.gw orangnya ulet dan ga gampang nyerah. Terbukti kan gagal dgn 5 blog, masih bikin yang baru. Yah coba aja ampe tua!huakakak!

5.kan setelah 5 emang harus 6. haha!

Oke selanjutnya tentang nama. “sebuah perjalanan”, terdengar terlalu serius bukan bila disandingkan dengan diriku yang suka (sok) melucu ini.haha.alasan gw milih “perjalanan” karena
1. emang kata ini bisa bersanding manis dan bernuansa romantis bila disandingkan dengan kata “perjalanan”. Perlu bukti??

1. perjalanan hidup
2. perjalanan cinta
3. perjalanan karir
4. perjalanan musik
5. perjalanan spritual
6. per(jalan)an cerita

Perjalanan. Sebuah kata yang bisa mengungkapkan ada ribuan cerita dibalik satu titik ke titik lain, satu langkah ke seribu langkah. Perjalanan sepertinya cerita perubahan yang mendewasakan.

2. karena emang gw suka perjalanan. Maksudnya benar2 perjalanan. Berangkat dari suatu tempat ke tempat lain. Menginderakan orang2, kehidupan dan segala hal yang berbeda dari keseharian. Betapa mengagumkan!

3. “Gw ga suka perkerjaan gw” kayaknya itu dah terbaca (meski tak tertulis) di hampir semua jidat orang yang bekerja. Tapi perjalanan memberikan sanggup memberi makna yang begitu berbeda tentang pekerjaan. Jujur saja, ada yang tidak suka “perjalanan dinas?”.Pastinya ga kan. “melekatnya kata “perjalanan” memberi makna kerjaan itu sesuatu yang fun,haha.ckckck!

4. karena terinspirasi lagu dari idola gw. “perjalanan ini…bla-bla”, haha, kidding yo!

5. emang ada kata yang lain yang bisa lebih indah dari “perjalanan?”, kalo ada hayu atuh kita
diskusikan.

Harapan gw akan blog ini:
1. langkah awal sebagai penulis (come on write and publish it)
2. gw bisa belajar tekun jangan bosenan mulu. Ingat umur!!do something good!
3. bisa jadi album hidup. Sapa yang tau ampe kpn gw hidup, setidaknya kalo gw keburu mati
sebelum menuliskan buku, yah setidaknya gw punya blog. Hehe!
4. bisa berbagi ilmu dan pengalaman ma teman2 (PPKN bener, hehe!)
5. Bisa majang2 foto gw. Yah iyalah, mo dipajang dimana lagi, secara fotografer nanggung, ga
mungkin kan bikin pameran foto.
6. krn gw ga punya facebook dan hanya punya friendster (padahal semua orang dah lupa
pernah punya friendster). Alah.apa hubungannya? Ya ada, kan kalo gw rajin2 ngurusin blog
gw bisa tetap eksis di dunia maya (secara friendster mati suri krn kalah beken ma
facebook). Trus teman2 gw bisa tetap mengupdate perkembangan gw dengan baca blog ini.
Ada getu yg pengen update??hehe.
7. membaca dan menulis bisa mencegah kepikunan dini. (Ga perlu berpanjang2 lagi kan ttg
harapan gw dgn blog ini).
8. bisa lebih kreatif.ayo lihat, pikir, pikir, tulis, tulis, tulis, dan tulis!!
9. seriously, walaupun dikit gw pengen semua orang yg baca blog ini bisa memperoleh
sesuatu. Yah bisa yang lucu, yang informatif, yang membangkitkan daya berpikir kritis
(ngata2in.red), yang menggugah perasaan. Intinya memberikan input, kalau tidak bisa
menginspirasi.hehe.

Karena harapan itu, gw bertekad:menulis setiap hari!hip!hip!

Jadi buat semua yang membaca blog ini: selamat datang di sebuah perjalanan!
Evrybody has story, and this is partly mine.

;;