Kamis, 03 September 2009

tentang seseorang bernama kris

eitttsss, dah lama banget blog ini kuterlantarkan.

Baiklah, langsung saja....
tersebutlah skitar 3minggu yang lalu ada staf gathering.

owww...owwww...ada seseorang yang keren pisan!!cool pisan!!

owww...owwww siapa dia??jelas bukan internal organisasi (kan dah beken tuh kantor gw kering cowo cakep, hihi...upssss soriii!!!)

dia bernama kris, volunteer fotografer EO gathering itu.

cakep pisan!!keren pisan!!mirip banget mah vj daniel. tapi ini versi lebih cool, lebih ganteng, lebih matep.cihuiiii lah pokoknya!!!

ada 2 hal yg gw sesalkan selama gathering itu.
1.pas makan siang ama kris kita ngobrolnya topiknya berat betul. memang dia siy yang cari topik (karena gw terlalu konsen menatap hidangan seafood gw&dan wajahnya yang super indah)
2. kenapa gw ga pura2 tenggelam di laut yah pas dia berenang (kan di pelem2 biasanya kalo cewe tenggelam dan ditolongin ama cowo tuh cinta2an berlanjut...hihi!)

nah, kmaren seorang teman (theo) nanyain sesuatu pertanyaan "apa bhs inggrisnya pas foto".theo ga tau, gw ga tau, linot ga tau, ka bobi ga tau.

akirnya gw kepikiran kris!!!(bukan cari2 topik loh)
emang nyambung kalo nanya dia, secara dia fotografer dan lama tinggal di Amrik.
nah gw ambil deh itu hape.
ada nama kris ganteng (norak yah gw, kasih nama itu di hp...tapi jangan salah, cara gw dapet nomer itu lebih norak lagi, kapan2 gw ceritain deh)

gw sms lah dia...
"mas kris apa bahasa inggrisnya pas foto"

dan dibalas!!!
(padahal kata jamie dia ga mau bs sms...sori jamie, kali ini gw lebih beruntung darling)
bahkan lebih dari 1 sms.

tapi herannya,,,,
mas kris itu ga nanya "ini nomer sapa?", krn kan kita ga tukeran nomer. Atau jangan2 tanpa sepengetahuan gw dia cari tau, hihi....Amin!!
tapi mungkin krn dia ga perduli juga.dia hanya ingin membantu menjawab pertanyaan itu??atau dia merasa telalu kasar jika bertanya "ini sapa"??
tidak taulah!!

tp yang jelas...krn hal ini terlalu menyenangkan,
gw semalem mimpiin dia dong!!eitttssss!!jangan berpikir macem2!!
gw cuma mimpiin dia jadi teman gw kok!! suer!!
amiiinnnn...gw mau banget punya temen secakep itu, hehe!!

ps.bahasa inggrisnya pas foto emg tidak ada kok!!

Kamis, 06 Agustus 2009

You (no)thing

Dua tahun lalu kita mengawalinya,
setahun lalu kau memilih sebuah kepengecutan untuk mengakhirinya

saat ini, masih ada amarah
untuk kepengecutanmu

hanya saja ingin melihat,
bisa sebaik apa hidup seorang pengecut sepertimu.

kasar sekali bukan?maaf.
tapi kamu memang pantas untuk itu.

You (no) thing.now.

Selasa, 21 Juli 2009

Ikutan acara Cari Jodoh??

Suatu potongan obrolanku dengan Een, anak berumur 7 tahun (catet...7 tahun!!)

Een:'Tante deb, mama Een suka nonton acara itu yang di tivi, yang tante-tante cari jodoh. Yang ada Om Choky itu??Apa namanya lupa Een?
Aku"apa yah?Missing Lyrics??, jawabku asal (perasaan ku mulai ga enak)

Tau aku menjawab asal-asalan, dia un beralih ke mamanya,

Een:"apa ma nama acara yang mama suka liat?"

(dalam hatiku...please, don't mention it)

Mama Een: "take me out??"

(lututku ngilu)

kemudian...

Een:"kenapa Tante ga ikut acara itu aja?"
(catet, dengan ekspresi anak 7 tahun)

Aku terdiam....shiiiingggg....terdiam!!

hmmh, seketika setelah syok dengan pertanyaan itu, dalam otakku ada adegan ini :


Jiwa childishku keluar; dan harus dibalas statetment menyakitkan itu.

kemudian:

aku: "Eh anak kelas 2, hapalin aja deh tuh perkalian"

Haha.
Untuk seketika aku puas karena dia terdiam (dia anti ama matematika soalnya).
Haha, puas!!


huhu, gw setua itu??ampe disarankan ikutan acara itu???

Kamis, 16 Juli 2009

a minute, please??!

Can't write many many words down in this posting.

What a beautiful 41 minute and 48 seconds...hmmmhhh!!
I had a phone call with him!
Smiley Face

Kamis, 09 Juli 2009

pertaruhan cinta

Selalu begini akhir sebuah pertaruhan perasaanku terhadapnya.
tarik-ulur-tarik-ulur.
sudah lelah tapi tak mengerti harus terus atau berhenti.

Sejak akir April lalu aku menyukai sahabatku.
bahkan sampai berpikir could he be the one?
aku tak mengerti harus bagaimana.
Pedekate? ga ngerti caranya.
nunjukin perhatian?yah elah dah 8 tahun sahabatan, yah wajarlah ngasi perhatiin.
akirnya...
akirnya aku memutuskan, akan menempuh cara yang pasif saja.
sms seperlunya.tanpa ada topik yang dibuat-dibuat atau dipaksakan.
(aku tidak berpikir menelepon karena aku takut menangkap “getaran grogi” dalam suaraku)
dan yang terjadi adalah setiap aku mengirim sms untuknya, aku melakukan pertaruhan cinta.

ciee!pertaruhan cinta.
setiap akan sms dia, aku bertaruh “jika dia membalas, maka ada peluang”
aku memilih pertaruhan ini, karena kata sahabatku yang juga sahabatnya, dia itu orang yang jarrrrrrrraaaaaaaangggggg sekali balas sms.
jadi kalau dia membalas smsku, aku patut berbangga (walau dia bukan seleb, hihi)

pertaruhan cinta.
kalau dia membalas sms, berarti ada peluang.
Dan dia selalu MEMBALAS smsku baik topik penting atau tidak.baik berisi pertanyaan atau tidak!!
berarti, aku memenangkan pertaruhan, yes??
ternyata tidak.
aku mengingkari kemenanganku atas pertaruhan itu.
karena aku selalu berpikir, dia HANYA membalas smsku.
Dia TIDAK mengirim sms padaku lebih dulu.
mungkin saja dia sedang tidak sibuk, atau dia orang yang sangat sopan, sehingga dia SELALU membalas smsku.

dan begitulah.
kesibukan yang beruntun membuatku berhasil menetralkan perasaan itu.
sudah 3 minggu ini aku berhasil tidak memikirkannya dan tidak tergoda untuk mengubunginya
(meski sahabatku memintaku mememikirkan kembali keputusanku itu).

dan anehnya, aku baik-baik saja.

Sampai akhirnya kejadian semalem.
Kemarin seorang sahabatku ulang tahun dan aku kehilangan nomernya.
kemudian aku bertanya pada dia.
ini bukan alasan yang dibuat-buat loh, karena mereka juga berteman.
dan kembali aku melakukan pertaruhan...
seperti ini-->kalau dia balas hanya berisi nomer ka iyunk, maka selamanya kami akan bersahabat. kalau dia membalas dengan menyertakan kalimat lainnya, ada peluang persahabatan ini berlanjut ke arah yang berbeda.

aku sengaja bertaruh seperti ini karena beberapa bulan yang lalu aku minta nomer orang lain, dan dia membalas HANYA berisi nomer yang aku minta.
aku rasa pertaruhan ini cukup fair.

akirnya...”bang F, minta nomer ka iyunk dong.hari ini dia ultah.trims”
message sent

tak lama dia membalas,
“(sederet angka) titip tulis namaku jg ya :-D tq”

“...kalau dia balas hanya berisi nomer ka iyunk, maka selamanya kami akan bersahabat. kalau dia membalas dengan menyertakan kalimat lainnya, ada peluang persahabatan ini berlanjut ke arah yang berbeda”

duhhh, berdasarkan pertaruhan cinta ini, berarti aku punya peluang untuk melanjutkan persahabatan ini ke arah yang berbeda kan??
iya kan....

tapi tetap saja itu tidak memberikanku jawaban atas apa yang seharusnya kulakukan terhadap perasaan ini.

aku menjadi tidak netral lagi.
karena...
aku senang walau dia HANYA membalas smsku.
aku senang karena dia tidak HANYA membalas smsku dengan nomer yang aku minta.
mengapa aku senang HANYA karena hal itu??
uhhhh, apakah aku harus memikirkannya kembali??
(meskipun perasaanku ke dia hanya merasa nyaman tanpa deg-degan ala ABG)

uuhhhh, ketenangan hatiku kembali terganggu.bingung.
mengapa siy aku suka sekali bertaruh????

Senin, 06 Juli 2009

malam ini aku dan maria membahas hal yang membingungkan tapi berdampak besar bagi kemaslahatan umatnya (hihi, lebayyyy).
yaitu, tentang susahnya hati kembali berdebar-debar alias fooling in love, meski ada cowok baik yang mendekat, setelah kita bertambah dewasa.
mengapa tidak seperti dulu lagi, ketika masa2 jaman sekolah bergitu mudahnya hati berdebar-debar hanya karena alasan2 ga penting bahkan cenderung bodoh (seperti sekedar cakep, pintar, ketua osis, bisa maen alat musik, juga karena berkacamata, karena dia cool cenderung asutis, atau karena cowo itu pendiam mendekati gagu,hihi)

kenapa yah??padahal kan kedewasaan tidak mengubah kita berhenti menjadi pemuja cinta.
kita cewe2 dewasa yang modern tapi tetap masih ingin mengatakan,
“oh, aku mencintai dia lebih dari sekedar hidupku” ketika memandang wajah seseorang.
iya siy dah pengen punya relasi lagi dengan seseorang,
tapi masih berharap bisa jatuh cinta lagi, hehe.
atau kita sudah jatuh cinta, tapi bertepuk sebelah tangan, yah sama aja ga tersambung juga rasanya. apakah memang cinta sudah punah???


tapi, seperti biasa akupun (merasa sok bijak) menyusun beberapa assumsi yang terlalu kuat untuk dipatahkan tapi terlalu lemah untuk diterima, hihi.

1.asumsi ini kudapat berdarkan suatu diskusi bersma salah seorang sahabat,tapi aku lupa yah sapa...bebot atau rap2 yah??
asumsi ini berpendapat bahwa Tuhan sipemberi cinta, benar2 PINTAR. DIA tahu siapa yang paling membutuhkan cinta dan pasangan.
Kecenderungannya adalah seseorang yang hidupnya relatif tenang2 saja atau baik-baik saja atau stabil-stabil saja, cenderung susah untuk jatuh cinta dan dihampiri cinta.
Mengapa?? karena kebutuhannya akan kehadiran sosok yang menghibur, melindungi atau bahkan membiayai, menjadi tempat curhat kesedihan dan amarah tidak terlalu besar.
jadi Tuhan memberikan cinta-cintaan itu pada orang yang paling membutuhkan.
kalau bahasa managemennya Tuhan menyuruh si cupid bekerja berdasarkan skala prioritas.
hihi, inilah alasannya mengapa san chai banyak banget yang suka walau pun dia ga cantik2 banget.
atau mengapa dewi persik gonta ganti cinta mulu (hihi, karena emang hidupnya “ga beres”).
jadi kalau hidupmu berjalan biasa2 aja, tanpa derita dan kesedihan yang berlebihan, dikelilingi sahabat dan keluarga yang menyayangimu, dan kantong yang biasa2 saja, hmmm cinta tidak akan mudah menghampirimu. jadi sabar yah, ini namanya keadilan cinta( halah, sok teu niyyy).

2.Cinta susah untuk lahir dan berkembang, si saat seseorang punya prioritas lain.
nah, inilah alasannya mengapa artis2 baru suka ngomong di infotainment “saya masih memprioritaskan karir dulu”. Prioritas karir, sekolah lagi, ingin fokus membahagiakan keluarga, atau mengejar impian...biasanya membuat seseorang lupa akan keinginan untuk cinta-cintaan. jadi wajar saja si cinta tidak datang menghampiri.iya kan??!! (kemungkinan ini juga alasan mengapa aku menetralkan perasaanku pada seseorang).
tampaknya cinta memang tentang memilih juga yah...

3. karena semakin lama kita semakin pintar.hihi.
dulu ketika jaman kuliah bang kris pernah bilang “cowo-cowo akan susah dan takut mendekatimu noy, karena kamu itu pintar”.
logikanya adalah cowo2 senang ngebegoin cewe.jadi cewe pintar tidak menjadi sasaran cinta2an cowo.logikanya, jika cewe2 semakin dewasa semakin pintar (walau daya ingat semakin aus) yah cowo2 semakin kederlah untuk menawarkan cinta.iya kan??
nah, pertanyaannya adalah, apakah cewe2 pintar rela membodohkan diri (atau terlihat bodoh) agar si cowo punya pede untuk menawarkan cinta??
mangkanya cowo2, jangan siapnya nemuin cewe yang ga pintar dong.tapi persiapkan diri kalian sebaik2nya, sepintar2nya, agar cinta datang, kalian pede dan si cewe pintar tidak perlu pura2 bego.hihi.

4. karena Tuhan yang PINTAR itu masih ingin kita belajar sesuatu dari cinta2an yang dulu sebelum memulai cinta2an yang baru.bahasa rumitnya adalah, mengambil hikmah. nah, kalau dulu cerita cinta kita kandas, trus kita menelaah apa yang jadi penyebabnya, kemudian kita belajar dari kesalahan itu, kan ketika cinta baru muncul kita sudah lebih tau bagaimana untuk bersikap yang lebih baik.sepakatt??

5.karena Tuhan yang emang PINTAR itu ingin mengajari cewe2 sombong (termasuk diriku) untuk belajar menghargai cinta dan orang yang menawarkan cinta. ngaku deh, seringkali ketika kita memiliki sesuatu “untuk diandalkan” kita suka sombong ama orang-orang yang datang dengan cintanya. iya kan??kita menolak dengan kasar, menghindar, plus membanggakan kesedihannya sebagai prasasti keunggulan kita.
nah, Tuhan mungkin ingin mengajari kita untuk lebih rendah hati, bisa menghargai cinta dan orang yang menawarkan cinta.
Tuhan ga ingin kita terus2an menjadi orang yang sok cantik, sok menarik, sok pintar, sok funky (masih ada ga siy kata ini), sok asiiikkk. hihi.

6. GOD just want to show off who the really BOSS is!!
jujur deh, sering kan kita ngomong gini “Tuhan yang baik, aku kan sudah sarjana, sudah bekerja, sudah mandiri secara finansial walau belum kaya, rasa2nya aku sudah pantas deh untuk menemukan cinta sejatiku dan menikah dengannya, kemudian membina keluarga kecil dan bahagia sejahtera (kalau bisa kaya juga, hihi)”.
iya kan??
nah, TUHAN yang PINTAR dan BERKUASA itu jelas2 ga mau lah diatur2 ama kita.
He just lets us know who the boss is.
He just show us his power.
Dia sedang ingin mengajari kita mengiklaskan bahwa kita ga cukup hebat untuk membuat hidup kita sesuai dengan agenda kita (dan juga menngkin agenda hidup kita banyak salahnya)

iya deh Tuhan, kami menyerahhhh.kami akan sabarrrrr.tapi jangan lama-lama yah, hihi.

yah itulah asumsi2ku mengapa cinta hal yang susah ditemukan setelah kita dewasa.
yang mana yang cocok dengan kisahmu??
atau ga ada yang cocok??
baiklah, kalau begitu mari bantu aku memperkaya asumsi2 ini.
hihi.

ps. sesusah2nya untuk memulai cerita cinta baru, tapi ga deh gw ikut2an “take me out”.
hihi!!

One day in your life

One day in your life
Youll remember a place

Someone touching your face
Youll come back and youll look around you

One day in your life
Youll remember the love you found here
Youll remember me somehow
Though you dont need me now
I will stay in your heart
And when things fall apart
Youll remember one day . . .

One day in your life
When you find that youre always waiting
For a love we used to share
ust call my name, and Ill be there
Youll remember me somehow
Though you dont need me nowI will stay in your heart
And when things fall apart
Youll remember one day . . .

One day in your life
When you find that youre always lonely
For a love we used to share
Just call my name, and Ill be there

bukan karena hingar bingar kematian jacko aku posting lagu ini
tapi (seperti dalam postingan sebelumnya) emang ada satu phase dalam hidupku,
ketika kuakhiri kedekatanku dengan seseorang dengan mengiramakan lagu ini

untuk seseorang...
(yang entah akan membaca tulisan ini atau tidak)

kita sudah belajar menjalani hidup masing-masing
kita melakukan sebaik-baiknya, iya kan?
mencoba menjalani kebahagiaan masing-masing
jadi...
lepaskanlah kenangan itu.
sesaat kumerasa indahnya sebuah kemenangan
karena tidak semudah itu kau melepasku dan semua cerita itu
tapi aku pun kembali berpikir bahwa hidup sedang tidak adil terhadap kita.
itu bukan pikiran yang membahagiakan, iya kan?
semua sudah menjadi kenangan, dan berhentilah mencari bayangannya.


Ps.untuk cerita ini, lagu tersebut berubah di baris akhirnya

...Just call my name, and I won't be there






Jumat, 19 Juni 2009

Kisah cinta 2 sahabat

Kisah cintaku, juga kisah cinta Kibo.
Kibo, sahabatku dari masa SMA.Bersamanya aku bisa menertawakan hidup kami yang bisa dikategorikan tidak rapi.hihi.

Saat ini aku dan dia sama-sama sedang menyukai seorang pria. tentu saja 2 pria yang berbeda.
Aku menyukai seorang teman lamaku.
Dia menyukai seorang atasannya.

Kami juga sedang merana dengan tawaran perjodohan.
Aku sedang dalam tahap “dipaksa” dijodohkan oleh seorang bapak dengan anak tunggalnya.
Kibo sedang dekat dengan seorang pria yang diperkenalkan untuk perjodohan dengan seseorang.
Bedanya aku belum dan tidak mau berkenalan dengan pria asing itu.
Kibo, sudah beberapa kali jalan bareng dengan pria perjodohan itu.

Kami pun merana.
Menyukai seorang pria, tapi “didekatkan” pada pria lain yang tidak kami sukai.

Dan kami pu mempunyai tekad bersama.
Aku akan menyatakan perasaanku pada teman lamaku itu, SEMALAM sebelum aku harus bertemu dengan pria asing itu.
Kibo akan menyatakan perasaannya kepada atasannya itu, pada hari terakhir dia berkantor di kantor yang sama dengan atasannya itu.

Bukan tekad yang jamak memang.
Tapi kami hanya ingin pria yang kami sukai itu mengetahui perasaan kami
(meski kami ini perempuan Indonesia, hehe...)
Entah kapan tekad ini tersampaikan.
Entah apa hasilnya.
Semoga kita berani ya bo...
hehe, senang bisa punya kisah cinta yang konyol seperti ini bersama seorang sahabat (cari teman namanya, hehe)

nantikan lanjutan kisah cinta 2 sahabat ini yah...

ps.maaf belum bisa memuat foto kibo, karena masih ada di kameranya dia...hehe!

Senin, 15 Juni 2009

ringtone untuk kamuuuuu

another satudaday comes on....
aku, dan teman-teman merasa penderitaan
sebagai single berumur twenty something,
merasakan penderitaan yang berlipat-lipat.hehe.

walaupun terpisah lautan,
tetap saja kemudahan jaman ini menawarkan kami komunkasi tida terhenti.
Sudah pukul 8:19 malam.
Kok mereka belum masih berbagi cerita derita itu kah??
hahakakak!!

iseng dan hampir mati gaya, kuraih hape jadul (banget)
yang sudah menemaniku sejak jaman kuliah....
yah, hape (standar) gitu bisa dipake apa siy buat mencegah anti gaya??

sms??ahhh, basi deh.
kasian jempol gw.lagian mo sms sapa.
para single itu??ga ah, jangan2 mereka sedang fighting for love alias ngedate.nanti ganggu...
teman2, yang in relationship?ogah juga, paling dicuekin.atau ditangepin tapi malah cerita tentang barusan dia ngedate dimana, diaksih apa, nonton film apa, bla bla...
my married friends??wuih, ini lagi.nyakitin hati sendiri itu. dah kenyang gw dicuekin oleh nyonya2 itu, hehehe (curhat apa sirik ini??)
temen cowo??, ga ah.takut ketauan kesepiannya, hehehe.
keluarga??bapak-ibu-saudara2???ga juga.tadi siang dah komunikasi mulu.salah2 malah dapat ceramah gratis tentang pentingnya segera mencari pasangan seiring dengan usia yang bertambah.

trus sapa dong??
Dia??yang hampir 2 bulan menggetarkan hatiku??pengeeeeennnnnnnn, tapi tengsiiiiinnnnn.
malam minggu sms-in kecengannnnn???ohhh, no sounds so despearte (but I am, hehe).

akhirnya, karena hasrat yang tak kesampaian...

yang kulakukan adalah,
memasukan nomer ponsel di pria tersayang itu kedalam member group hape.
mo tahu nama groupnya??LOVELY!! (hanya ada dia sendiri di group itu, barati bukan group yah??!!!)
mo tahu ringtone special buat group itu???RICHARD MARX!!RIGHT HERE WAITING FOR YOU!!!!!
aihhhh mate ga lu dengarnya....
benar2 kan menunjukan betapa________dan betapa________nya aku.hihi.

Doa seorang a happy single yet in love :
Tuhan biarlah ringtone itu sering2 terdengar di hapeku. Kamu mengerti kan Tuhan?
salam sayang,
rinadeborapasaribu

Jumat, 12 Juni 2009

wanita cantik

Kembali menjejaki masa lalu.
sesaat setelah membaca ini ada sedikit bahagia yang terselip
suatu ketika,
ada dia yang mampu membuatku merasa begitu cantik
ada dia yang mampu memandang tangisanku begitu istimewa.
untuk dia yang mampu melakukan itu,

...terima kasih.


Wanita Cantik

Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya "Mengapa engkau
menangis?"

"Karena aku seorang wanita", kata sang ibu kepadanya.

"Aku tidak mengerti", kata anak itu.

Ibunya hanya memeluknya dan berkata, "Dan kau tak akan pernah mengerti"

Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, "Mengapa ibu suka
menangis tanpa alasan?"

"Semua wanita menangis tanpa alasan", hanya itu yang dapat dikatakan
oleh ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki
dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.

Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita
begitu mudah menangis?"

Tuhan berkata:

"Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi
seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang
dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "

"Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan
menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "

"Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika
orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan
dan kelelahan tanpa mengeluh "

"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap
keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya "

"Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan
melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya "

"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang
baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji
kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa
ragu "

"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan.

Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan."

"Kau tahu:

Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok
yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya."

"Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah
pintu hatinya - tempat dimana cinta itu ada."

Kirimkan ini kepada setiap wanita cantik yang Anda kenal hari ini untuk
memperingati Bulan Sejarah Wanita.

Jika Anda lakukan, sesuatu yang baik akan terjadi.

Anda akan menambah harga diri wanita!

Setiap Wanita itu Cantik.

tentang seorang laki-laki biasa

Sebenarnya ketika membaca kata-kata mcerita ini, aku tidak mengkategorikan cerpen ini sebagai cerpen favorit.
Tapi ada “perasaan dalam hati” yang membuat cepen ini istimewa.ketika cerpen ini hadir di email,

seketika muncul perasaan itu.

Perasaan haru.
perasaan merasa begitu bahagia dan istimewa.

merasa begitu dicintai...

untuk seseorang, yang mengirimkannya, dulu sekali,
dia yang memang hanya seorang laki-laki biasa, tapi pernah menitipkan rasa yang luar biasa,

...terima kasih.



> > Cinta Laki-laki Biasa
> > Karya Asma Nadia dari kumpulan cerpen Cinta

> >
> >
MENJELANG hari H, Nania masih saja sulit
> > mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan
> > lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang,
> > hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar,
> > keheranan yang terjadi bukan semata miliknya,
> > melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama,
> > kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka
> > ternyata sama herannya.
> > "Kenapa?" tanya mereka di hari Nania mengantarkan
> > surat undangan.
> >
> > Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di
> > kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja
> > berlalu. Suasana sore di kampus sepi.
> > Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.
> >
> > Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu
> > matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt.
> > Hatinya sibuk merangkai kata-kata yang barangkali
> > beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania
> > terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang
> > keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba
> > bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!
> >
> > Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak
> > jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia
> > menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di
> > kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara
> > mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu
> > saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk
> > melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen
> > yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga
> > generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah
> > berkeluarga membawa serta buntut mereka.
> >
> > "Kamu pasti bercanda!"
> >
> > Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging
> > di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari
> > kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan
> > Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius
> > ketika mengira Nania bercanda.
> >
> > Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan
> > keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan
> > gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!
> >
> > "Nania serius!" tegasnya sambil menebak-nebak, apa
> > lucunya jika Rafli memang melamarnya.
> >
> > "Tidak ada yang lucu," suara Papa tegas, "Papa
> > hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa
> > yang paling cantik!"
> >
> > Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa
> > barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak
> > sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang
> > mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata
> > penuh seleidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh
> > yang duduk layaknya pesakitan.
> >
> > "Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan?" Mama
> > mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa
> > dengan nada penuh wibawa, "maksud Mama siapa saja
> > boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak
> > harus iya, toh?"
> >
> > Nania terkesima.
> >
> > "Kenapa?"
> >
> > Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.
> >
> > Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami.
> > Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu
> > juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi
> > seprovinsi. Suaramu bagus!
> >
> > Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih
> > gelar insinyur.
> > Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang,
> > kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu
> > mau!
> >
> > Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia
> > kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub
> > dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata
> > 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan.
> >
> > "Nania Cuma mau Rafli," sahutnya pendek dengan
> > airmata mengambang di kelopak.
> >
> > Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak
> > suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli.
> > Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah.
> >
> > "Tapi kenapa?"
> >
> > Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga
> > biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa,
> > dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa.
> >
> > Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka
> > matanya.
> >
> > "Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!"
> >
> > Cukup!
> >
> > Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya
> > ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan
> > seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana
> > tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan
> > seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?
> >
> > Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan
> > membela Rafli.
> > Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana
> > harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data
> > konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'.
> > Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan
> > yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur
> > duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Di
> > sampingnya Nania bahagia.
> >
> > Mereka akhirnya menikah.
> >
> > ***
> >
> > Setahun pernikahan.
> >
> > Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih
> > sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa
> > sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya,
> > Nania masih belum mampu juga menjelaskan
> > kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata
> > mereka.
> >
> > Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari
> > Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya
> > hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara
> > dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat
> > perempuan itu sangat bahagia.
> >
> > "Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta
> > Rafli pada Nania."
> >
> > Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.
> >
> > Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata
> > mereka terlihat tak percaya.
> >
> > "Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis
> > secantikmu!"
> >
> > "Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga
> > pintar!"
> >
> > "Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan
> > punya kehidupan sukses!"
> >
> > Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes.
> > Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka
> > tak boleh meremehkan Rafli.
> >
> > Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu
> > argumen.
> >
> > Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
> >
> > Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?
> >
> > Rafli juga pintar!
> >
> > Tidak sepintarmu, Nania.
> >
> > Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan.
> >
> > Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak
> > sepertimu.
> >
> > Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan
> > kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung
> > mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.
> >
> > "Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu
> > sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk
> > menghidupimu."
> >
> > Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua.
> > Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi
> > punya anak.
> >
> > Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu
> > tak juga berhenti.
> > Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang
> > anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya
> > menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah
> > mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu
> > sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup
> > senang.
> >
> > "Tak apa," kata lelaki itu, ketika Nania memintanya
> > untuk tidak terlalu memforsir diri.
> >
> > "Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan
> > dengan gaji Abang."
> >
> > Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu.
> > Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang
> > berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud
> > baik.
> >
> > "Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga.
> > Ya?"
> >
> > Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan
> > kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan
> > listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania
> > cerah.
> >
> > Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!
> >
> > Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa,
> > dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa,
> > berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang
> > amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania.
> >
> > Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak
> > penting.
> >
> > Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di
> > kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah,
> > rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan
> > Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup
> > perempuan itu berada di puncak!
> >
> > Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli
> > melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang
> > di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik
> > saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.
> >
> > Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
> >
> > Cantik ya? dan kaya!
> >
> > Tak imbang!
> >
> > Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang
> > pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek
> > tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia
> > yang kian membukit dari hari ke hari.
> >
> > Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum
> > bergeser dari puncak.
> > Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang
> > ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli
> > melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.
> >
> > ***
> >
> > Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar.
> > Sudah lewat dua minggu dari waktunya.
> >
> > "Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua,
> > Nania. Harus segera dikeluarkan!"
> >
> > Mula-mula dokter kandungan langganan Nania
> > memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat
> > itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga
> > perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat.
> > Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam,
> > mereka akan segera melihat si kecil.
> >
> > Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania
> > di rumah sakit. Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu
> > meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan
> > menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara
> > kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang
> > datang.
> >
> > Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan
> > jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan
> > tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit
> > sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga
> > menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.
> >
> > "Baru pembukaan satu."
> >
> > "Belum ada perubahan, Bu."
> >
> > "Sudah bertambah sedikit," kata seorang suster
> > empat jam kemudian menyemaikan harapan.
> >
> > "Sekarang pembukaan satu lebih sedikit."
> >
> > Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster
> > terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang
> > tinggi.
> >
> > Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua.
> > Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah,
> > mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran
> > akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan
> > mereka meleset.
> >
> > "Masih pembukaan dua, Pak!"
> >
> > Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur
> > karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi
> > ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah.
> > Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.
> >
> > "Bang?"
> >
> > Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri
> > memperjuangkan dua kehidupan.
> >
> > "Dokter?"
> >
> > "Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali
> > pusar."
> >
> > Mungkin?
> >
> > Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari
> > tadi kalau begitu? Bagaimana jika terlambat?
> >
> > Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir
> > kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak
> > melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar
> > operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.
> >
> > Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan
> > serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga
> > dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter
> > itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada
> > dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun.
> > Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan
> > itu sempat menangkap teriakan-teriakan di
> > sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak,
> > sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.
> >
> > Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa
> > menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan
> > zikir.
> >
> > Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania
> > mendekat.
> >
> > "Pendarahan hebat."
> >
> > Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap,
> > berwarna merah.
> >
> > Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi
> > dan entah bagaimana pecah!
> >
> > Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi
> > kritis.
> >
> > Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu
> > lama sekali.
> > Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil
> > menenangkan orangtua mereka.
> >
> > Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda.
> > Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas
> > yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak
> > bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti
> > kanker.
> >
> > Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.
> >
> > ***
> >
> > Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli
> > bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia
> > harus membagi perhatian bagi Nania dan juga
> > anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru,
> > si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya
> > sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai empat
> > hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.
> >
> > Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut
> > menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke
> > rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak
> > banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak
> > keluarga Nania dengan Rafli.
> >
> > Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah
> > meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat
> > anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan
> > tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin
> > penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak
> > perlu diragukan.
> >
> > Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam.
> > Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat
> > telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang
> > perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk
> > sanak famili mereka, melihat lelaki dengan
> > penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda
> > mesra.
> >
> > Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa
> > merasakan kehadirannya.
> >
> > "Nania, bangun, Cinta?"
> >
> > Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil
> > mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang
> > cantik.
> >
> > Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga
> > mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih
> > berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji
> > dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya
> > mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku
> > kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan
> > suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan
> > itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik,
> >
> > "Nania, bangun, Cinta?"
> >
> > Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud
> > dan ermohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak
> > jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di
> > mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang
> > menjadi sumber semangat bagi orang-orang di
> > sekitarnya, bagi Rafli.
> >
> > Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania.
> > Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak
> > memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak
> > bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat
> > sering lupa makan.
> >
> > Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias
> > perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan
> > kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya
> > yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.
> >
> > Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab.
> > Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang
> > pertama ditangkap matanya.
> >
> > Seakan telah begitu lama. Rafli menangis,
> > menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke
> > dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan
> > airmata yang meleleh.
> >
> > Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.
> >
> > Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya
> > beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah
> > lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir.
> > Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar
> > anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore
> > setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju
> > rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja
> > datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan
> > tahun yang sedang jatuh cinta.
> >
> > Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik
> > sebelum tidur.
> > Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu,
> > memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu
> > merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu
> > tak perlu.
> > Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?
> >
> > Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan
> > tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya
> > pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling
> > cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata
> > Rafli.
> >
> > Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga
> > jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu
> > menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran,
> > nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus
> > ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal
> > yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu
> > bertahun-tahun.
> >
> > Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan
> > pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua
> > yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang
> > berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana
> > kemari. Masih dengan senyum hangat di antara
> > wajahnya yang bermanik keringat.
> >
> > Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang
> > yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga,
> > sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya
> > memberi pandangan iba, namun juga mengomentari,
> > mengoceh, semua berbisik-bisik.
> >
> > "Baik banget suaminya!"
> >
> > "Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!"
> >
> > "Nania beruntung!"
> >
> > "Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa
> > adanya."
> >
> > "Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian
> > lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta.
> > Sedikit pun tak pernah bermuka masam!"
> >
> > Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang
> > tiga orang, Papa dan Mama.
> >
> > Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat
> > membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani,
> > merasa?
> >
> > Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu
> > kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap
> > berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu
> > begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini
> > berbeda bunyi?
> >
> > Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain
> > basket dengan ayah mereka. Sesekali perempuan itu
> > ikut tergelak melihat kocak permainan.
> >
> > Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania
> > menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak
> > dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan
> > yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski
> > tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya
> > tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut
> > takdir dari tangannya.
> >
> > Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa
> > dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk
> > Nania.
> >
> >
>

Rabu, 10 Juni 2009

last love letter

Perasaan itu sudah tak seperti dulu lagi
ruang hati ini pun bukan lagi milikmu
hanya ada ingatan masa lalu tentang cerita kita

tapi ada sedikit luka membaca surat-surat itu.

Aku sudah bahagia.
berbahagialah disana.

June 09.2009

Sabtu, 30 Mei 2009

untuk sebuah bulan tentang perasaan

Hari ini sebulan tepat aku tersepona dan merasa jatuh cinta padanya. Tepat sebulan lalu, untuk pertama kalinya aku terperangkap oleh ketakjuban akan dirinya setelah hampir 9 tahun berkenalan dan bersahabat. Tidaklah salah jika ini tulisan ini diistilahkan sebagai sebuah refleksi (cinta-cintaanku).

Karena tidak (belum) mampu mengungkapkan perasaanku, jadi kutuliskan kan saja disini (that is what exactly blog for...hehe!)

Jadi untuk seseorang yang telah “berani’ mempesonaku sebulan lalu, inilah yang ingin aku katakan padamu:

Kau kira untuk apa aku meng-sms lebih sering dari biasanya selama jelang waktu sebulan ini?
(memang siy, sudah bertahun-tahun kita ber-sms atau bertelepon dengan alasan yang bebas, tanpa terbebani dan saling curiga. tapi plis deh, sadarrrrr sebulan ini aku meng-sms dirimu lebih sering loh dari bertahun-tahun dulu)
p.s: memang siy aku ga sering-sering banget sms. sekitar 10 hari sekali, hehe. tapi kan tetap aja lebih sering...

Kau pernah bilang dalam komunitasmu, cewe kalo suka ama cowo pasti memberikan sinyal-sinyal dan cowo haruslah peka.

Heyyyyy! I did it!
rasanya bukan sekedar sinyal yang kuberikan padamu (melalui sms tentunya, secara kita terpisah jarak). Bahkan dalam pikiranku (yang penuh lebaynisme) aku ibarat mercusuar di tengah lautan, saat langit tanpa bintang, saat tak satupun pulau disekitar lautan yang berlampu, dan hanya dirimulah kapal satu-satunya di lautan itu (bayangkanlah!).

jadi sejelas itulah tanda2 cinta dariku yang kuberikan padamu.

Tapi kau diam tak bergeming.
Memang siy semua menjadi susah untuk dimengerti. Ketika aku mengirimkan sms, dirimu membalas. Dan aku tak berani mengatakan itu tanggapan positif terhadap penunjukkan perasaanku. karena memang keadaannya seudah demikian selama ini.

Plissss deh peka.
kalo kamu memang memiliki getaran itu, ayo dong sms aku, telpon aku. Perdekat jarak ini (hehe)
Kalo kamu tak memiliki getaran itu, plissss deh, pertimbangkan lagi, ingatlah akan kualitas diriku ini, hehe!

Untuk seseorang yang telah membuatku (akhirnya) mengimpikan pernikahan,
tahukah kamu bagaimana berdebarnya hatiku saat akan mengsms dirimu?
tahukah kamu betapa sering aku berdoa tentang perasaan ini (karena tidak mampu melakukan pedekate duniawi, hehe!)?

Duh, duh...sekian refleksi sebulan jatuh cinta padamu.

Satu lagu untukmu:

Akulah Sempurna akulah idaman
Aku yang kau cari aku yang penuhi
Kau tahu semua ituKau pun tak merasakannya
Kau pun tak mengakuinya
Terima saja terima
Menunggu itu bosan

Bosan yang mengusikkanku
Coba saja kau merasakan
Terima saja terima

Reff:Apa sih yang kau tunggu
Apa sih yang kau mau
Langsung saja
Coba katakan ya 2x

Coba katakan kau setuju
Kau pikir aku sampai

Kau pikir aku sabarLangsung saja
Coba katakan ya 3x


(ya ya ya oleh gigi)

ps. Andai kau tahu bagaimana sebuah sms darimu bisa menceriakan hariku sepanjang minggu.

;;