Rabu, 17 Maret 2010
Hari ini tepat 2 bulan Adekku Santo pergi.
2 bulan lalu kesedihan yang begitu besar menghantam keluargaku, menghantam aku.
Aku
Hancur
...
Rasa kehilangan ini begitu besar,
Kemudian aku tak tahu harus bagaimana seharusnya aku melanjutkan hidup,
Rasanya aku tak tahu bagaimana untuk kembali berbahagia,
tatkala ada kekosongan dalam hatiku yang semula diisi olehnya,
Ada rasa bersalah yang aneh, untuk merasakan seperti apa rasanya ”bahagia”,
setelah mengerti rasa ”kehilangan”.
Rasa kehilangan yang membuatku kehilangan logika kewajaran akan semuanya.
Ternyata seperti inilah kehilangan itu!
Rasa rindu yang hanya akan terobati pada pertemuan di kekekalan.
Rasa rindu yang rasanya sanggup merelakan apa saja,
hanya untuk melihat dia tersenyum, walau hanya sekilas.
Rasa rindu yang begitu mahal, ketika kesadaran apa saja, bahkan seisi dunia, tak akan sanggup membawa dia kembali.
Rasa rindu yang berujung pada sepi.
Sepi.
Sepi dan sepi.
Sepi, yang akan membuat semuanya wajar kini.
Sepi yang sepertinya harus berpadan dengan rasa kehilangan ini.
2 bulan setelah kepergiannya kini,
Kesadaran akan kehilangan itu semakin nyata,
Ketika tak ada lagi sapa, kata, senyum darinya.
Rasa kehilangan itu masih begitu kental terasa.
Seperti inilah ternyata kehilangan itu.
...
Bagiannya sudah selesai. Tapi tidak bagian kami,
Perpisahan ini hanya sementara, kerinduan ini hanya sementara.
Di dalam kekekalan kelak kami akan bertemu kembali.
(Dek, sampai ketemu di sorga yah. Kau akan selalu hidup di dalam hati kami.)
Teman, Sahabat, inilah kehilangan yang berbungkuskan diamku selama ini,
Maafkan jika aku begitu diam dan mengabaikan semua sapaan kalian.
Maafkan jika ternyata aku tidak sekuat yang sewajarnya,
Maafkan jika semua kebaikan kalian hanya berbalaskan kebisuan,
Maafkan jika aku membutuhkan begitu banyak waktu untuk berdamai dengan rasa kehilangan ini.
Terima kasih untuk kesediaan kalian ambil bagian dalam kehilangan ini.
Terima kasih, untuk mencariku tanpa henti dan menawarkan ”logika hidup” tatkala kehilangan dan sepi satu-satunya logika yang ku pahami,
Terima kasih, untuk mencoba mencari jawaban atas pertanyaan2 yang tak semestinya.
2 bulan sudah, maka aku akan belajar untuk melanjutkan hidupku.
(Sanggau, bersama rindu, sepi, airmata, malam dan jeruk)
Label: keluarrrrrgaaaa, puisi kah?, rasa kehilangan ini
Minggu, 14 Maret 2010
Masih lelah dengan luapan kesedihan yang masih kunantikan kan berlalu,
Kutatap langit senja yang tiba-tiba mencurahkan air begitu lebat.
Senja yang hujan, kesedihan yang mendalam,
dan berjalanlah aku dalam hujan,
malam ini dalam hujan,
aku dan langit menangis bersama.
Label: keluarrrrrgaaaa, puisi kah?, rasa kehilangan ini
Kamis, 25 Juni 2009
Awalnya semua berharap sama.
Kita menuruti kata hati dan ingin bekerja dengan hati.
pekerjaan tetaplah pekerjaan
tak pernah tergenapkan menjadi sempurna
yang karenanya harus tetap bergerak meski hati berontak
awalnya kita semua meyakini bahwa kita semua cukup idealis
dan menjadi ideal adalah suatu hal yang wajar diperjuangkan
tapi itulah pekerjaan
ketika idealisme membuatmu semakin lelah
ketika idealisme membuatmu berbeda dan itu membuatmu semakin lelah
kemudian kita akan terlalu pengecut untuk memutuskan pergi
dan kita berkata semua semua juga seperti ini.
tapi benarkah?
entahlah
sudah terlalu lelah untuk bertanya dan terlalu pengecut untuk pergi.
Aku lelah sekali.
Label: Kupikir-pikir, puisi kah?
Rabu, 10 Juni 2009
Perasaan itu sudah tak seperti dulu lagi
ruang hati ini pun bukan lagi milikmu
hanya ada ingatan masa lalu tentang cerita kita
tapi ada sedikit luka membaca surat-surat itu.
Aku sudah bahagia.
berbahagialah disana.
June 09.2009
Label: cinta-cintaan, puisi kah?
Selasa, 02 Juni 2009
aku angin yang mencintai sang hujan
selalu tak berhenti berlari dan mengejarnya
kemarin pernah ketemukan dia
kupeluk dan kuraih dia
kami pun berlarian sepanjang pantai ke gunung
aku angin yang selalu mencintai sang hujan
selalu aku yang mengejarnya
dan selalu dia pergi dariku
kulalui hari-hari tanpa dia
hanya ada aku si angin tanpa sang hujan
selalu kukejar
tak kulepaskan sekalipun,
kuhampiri dia senantiasa tidak akan pernah ada dia tanpaku
aku angin yang mencintai sang hujan.
June 01.2009
Label: puisi kah?
Aku sapi yang tek pernah terburu-buru
entahlah.
semua sapi yang pernah kutemui selalu berjalan lambat dan pasti
tak pernah terburu-buru
aku bingung mengapa mereka semua terburu-buru
tidak
aku iri.
Mengapa mereka berlari kencang dan aku tidak
aku pun ingin berlari.
Kaki pun cukup kuat untuk berlari.
Aku pun ingin berlari.
tapi untuk apa?
Apa yang harus kukejar.
Saat mereka berlari dan lelah, mereka pun melambat
dan kembali sepertiku.
Sapi yang tak pernah buru-buru.
June 01.2009
Label: puisi kah?
Sabtu, 11 April 2009
Sosokmu hadir dalam ingatanku sejak awal
Menatap punggungmu berjalan di depanku
Terkadang membuatku merasa lelah terlindung bayang-bayangmu
Tapi kau toh di depanku yakin setia
“karena seharusnya”
begitu katamu
dan aku berbelok, berlari dari langkahmu
dalam suatu penggalan waktu
berhenti dan menatapmu dan ingin meratap
“aku tak bersalah.aku hanya berjalan saja”
dan kita terpisah.
Label: puisi kah?
bermimpilah dan songsonglah semuanya,
terbanglah dan lihatlah cakrawala disana
kemudian datanglah kembali padaku
ceritakanlah warna-warna cakrawala
ceritakanlah bagaimana rindu itu memeluk kita
kemudian pergilah kembali
lihatlah dan rasakan semuanya
Dan ketika semua mimpi-mimpi itu telah terlalu melelahkanmu
warna-wana itu mengaburkan langkahmu
kembalilah
dahulu aku pernah memberimu sayap dan akar
kau harus bermimpi
namun kau boleh pulang dan kembali
dan kita akan belajar bermimpi lagi
Sanggau, 04 Januari 2008
(dalam kerinduan amat dalam untuk seorang bapak, yang telah memberiku sayap dan akar)
Label: puisi kah?
Rabu, 25 Maret 2009
Kau sedang menangis
Dan membiarkanku untuk merasa jauh
Kau ingin menanggung dan menangisinya sendiri
Lupakah bagaimana aku datang dengan tangisan
Angkuhkah jika aku hanya ingin menemanimu menangis saat melewati semua ini
Sedikitpun aku tak ragu kau bisa melewatinya tanpaku di sisimu
Tapi aku hanya ingin berarti untukmu
Sekali saja.
Label: puisi kah?
Maafkan jika hati ini mengenal batas
Maafkan jika hati ini memperlihatkan sisi tergelapnya
Maafkan jika aku pergi
Tak akan ada hadirmu saat aku hadir
Tak akan aku hadir jika kau disana
Jika aku harus mengucapkan maaf
Maka biarlah kuucapkan
Karena hanya kata itu yang kumiliki untukmu
(untuk: RJ)
Label: puisi kah?
Ketika hujan pun bernyanyi dan langit kelam memayungiku
Aku hanya ingin bernyanyi
Untuk semua cinta yang pernah datang kemudian pergi
Untuk semua tawa dan tangis yang bergantian
Aku hanya ingin bernyanyi
Oh dengarlah
Aku hanya ingin bernyanyi kembali
Dan berkata selamat datang kembali cinta
Label: puisi kah?
Minggu, 22 Maret 2009
Ketika hati berkata
Inilah saatnya
Detik untuk menyerah
Dan kau memandang kosong ke depan
Setelah ribuan detik
Masih beridiri dan tetap memandang kedepan
Kau belum melangkah maju
Namun kau tidak menyerah
Label: puisi kah?
Selasa, 17 Maret 2009
Luka dan amarah ini membangkitkan sosok lain dalamku
Aku membencimu
Membencimu
Kau harus merasakan luka dan amarah ini
Lihatlah sosok asing ini sekarang
Sosok yang berharap membalasmu
Sosok yang terdiam ketika melihat bukan hanya kau yang terluka
Sosok pemarah yang begitu pengecut
Aku membencimu
Sampai aku jadi seorang pengecut
Kau membuatku memilih yang tak pantas
Aku membencimu
Membencimu
Membencimu
Membencimu
Note:
I thought I am a good girl, but I am not.
Dalam hayalan pun tak terbayang aku mampu melakukan ini
Tapi aku melakukannya.
Ketika dendam sepertinya harus terbalaskan
Ternyata…
Pembalasan ini tak membuatku merasa lebih baik
sedikitpun pun aku tak merasa lebih baik
Label: puisi kah?