Minggu, 31 Mei 2009

negeri sinetron

Kalau dipikir-pikir negeriku tercinta ini wajarlah kalau dijuluki negeri sinetron.
Bukan sekedar karena sebagian besar jam siaran televisi kita diisi sinetron (kurang bermutu)
tapi karena pemilihan orang nomer satu di negeri ini pun diwarnai intrik khas sinetron.
Penindasan pihak tertentu yang menghasilkan simpati dari pihak lain.

Ingat saja bagaimana SBY bisa meraih begitu banyak dukungan dibandingkan “mantan bosnya” yang lebih lama, lebih ngetop dari dia?
yah dengan menampilkan citra bahwa si bos menzolimi dia. dan sekalipun si mantan bos begitu dia tetap sabar, santun, dan tenang.

aha! simpati orang langsung mengalir ke kubunya.
dan si bos terulap menjadi pemimpin yang “gahar’, bahkan ibu2 yang notabene sekaum dengan si mantan bos yang gahar tanpa sungkan memihak kepada kaum (yang bercitra) tertindas. ditambah embel-embel kaum tertindas itu ganteng (kata mereka loh yah)

Pemikiran itu telah singgah dibenakku dulu sekali, sekitar 4.5 tahun lalu.
tapi selama 4 tahun ini menguap begitu saja.
tapi pemikiran itu kembali bergaung.

Di suatu dialog pagi sebelum memulai aktivitas kerja.
(Biasalah) karena dekat2 pemilu, rasanya ga gaul kalo ga ngomongin politik (meskipun sekedar obrolan dangkal)
Saat itu baru saja ketiga calon presiden mempersunting calon wakil presiden.
seorang rekan (yang sumpah yah penikmat hidup dan selalu ga mau ribet berpikir) dengan lantang berkoar
“aku mah pasti milih SBY”
Kenapa??
“karena kami sama-sama. Selalu tertindas. yang tertindas itu biasanyan baik.”
HALAH!!!
ternyata negeri ini (MASIH) negeri sinetron.

May 30.2009

0 komentar: