Senin, 15 Juni 2009

Aku baru saja menyelesaikan buku “Ma Yan”. Sebuah buku yang katanya berdasarkan kisah nyata.Masuk kedalam lini laskar pelangi, jadi wajrlah kalau temanya seputar usaha keras seseorang untuk mendapatkan pendidikan. Menurutku buku itu biasa saja. mungkin karena terasa orosinil.karena dituliskan oleh seorang asing (orang Indonesia) jadi kesannya hambar saja. tanpa penjiwaan. Mungkin akrena penulis nya pun bahkan tidak bertemu dengan si pemilik kisah.
namun sedemian pun, tetap ada sesutu yang bisa terlihat istimewa dalari buku itu.
tekada ma yan (dan ibunya) untuk tetap sekolah.
Seperti inilah tantangan yang harus dia tempuh untuk sekolah.
Di umur yang sangat awal sudah tinggal terpisah dari orangtua karena jarak rumah ke sekolah sepanjang 20 km, harus bersahabat akrab dengan rasa lapar, dan berpuasa mutih selama tiga minggu hanya untuk mendapatkan sebuah pena.pena yang diyakininya akan banyak membantunya belajar dengan baik.
begitulah perjuangannya.

Pada akhirnya cerita itu membawaku pada suatu perenungan.

Telah beberapa lama ini aku secara serius berpikir dan berdoa untuk kembali sekolah. Jurusannya psikologi anak/psikologi pendidikan, psikologi PAUD.
melompat memang dari jurusan swarjanaku, yakni komunikasi dengan konsentrasi Jurnalisme.

Alasannya, bukan karena tren-loh.kan sekarang orang2 berlomba-lomba untuk sekolah lagi.jadi bukan sekedar ikut-ikutan.

bukan juga untuk mendapat kerjaan.kan katanya s1 dah banyak banget yang nganggur, jadi s2 aja dulu biar “lebih dilirik” oleh pemberi kerja. Fakta ini salah banget.Buktinya seorang teman, sudah hampir setahun ini pulang dari Eropa dengan menggondol gelar master, tapi tetap belum berhasil menemukan pekerjaan.

Bukan juga untuk mengupgrade skill jadi bisa memberikan “performance” pekerjaan yang lebih baik. karena sejauh aku amati dan rasakan, gelar s1 komunikasi yang aku miliki cukup untuk menopang tuntutan pekerjaanku saat ini.Yah, (bagusny atau jeleknya) pendidikan sarjanaku mendidik kami menjadi generalis.menjadi sarjana yang tahu mendasar tentang banyak hal tanpa menjadi ahli dalam satu bidang.nah, bekal itu ditambah bekal aku beroraganisasi dan kerja 1.5 tahun di tempat yang dulu, cukuplah bagiku untuk menjawab tantangan pekerjaan yang sekarang.Aku bisa tahu hukum, tentang media massa, bisa merancang acara, bisa merancang pola2 komunikasi dengan berbagai pihak, bisa menulis, bisa menerjemahkan, bisa mendesain, bisa merancang pelatihan, bisa menjadi fasilitator, dan bisa membimbing bawahan.Intinya aku bisa untuk tampil baik di pekerjaan tanpa sekolah lagi.Yah, minimal di pekerjaan aku yang sekarang dan samapi tulisan ini aku buat.

bukan juga untuk memperoleh bargaining power for a bigger sallary.kan katanya s2 lumayan jauh bayarannya dari s1.aduh, boro-boro ini yang menjadi motivasiku.lah sampai detik ini pun aku ga tau standar bayaran untuk seroang sarjana dan pasca sarjana.terlebih sejauh ini, aku masih merasa kondisi keuangan aku baik-baik saja. bukan pamer loh yah, hanya saja aku merasa cukup. itu saja.

tapi tuntutan untuk sekolah itu muncul murni dari dalam hati.suatu tuntutan untuk bisa mengetahui sesuatu yang pada akhirnya bisa memberikan sesuatu yang lebih. aku bahkan tidak tahu bentuk konkritnya.Yang aku tahu adalah, aku suka anak-anak.aku menikmati bekerja dengan anak-anak.aku tahu kondisi anak-anak di negeri ini masih jauh dari keadaan “cukup baik”, jadi aku terpanggil untuk memberikan sesuatu sumbangsih yang “lebih mendalam” daripada yang aku lakukan saat ini.

Menurutku, salah satu yang harus kulakukan adalah, mengenali anak-anak, mengenali masalah mereka, dan mengerti bagaimana cara membantu mereka. nah untuk dua hal yang diawal, aku sudah cukup mendapatkannya (rasanya) selama aktif di kegiatan anak2 selama kuliah dan bekerja di tempat sekarang. Jadi, aku perlu untuk melakukan yang ketiga.jadi aku pikir, jadi aku perlu sekolah lagi.

Nah, caranya??
banyak orang menyarankan untuk beasiswa di luar negeri.Mungkin kalau sekitar 6 bulan lalu, aku masih memikirkan cara ini. tapi saat ini sudah tak lagi.bukan wujud penyerahan tapi wujud “keputusan setelah memikirkan sedalam-dalamnya”.

alasannya.
1.aku tidak ingin tinggal di luar negeri.Meskipun hanya 2 tahun.itu pasti siksaan untukku tidak bertemu dengan keluarga selama itu.yah, harap maklum, walaupun saya berpenampilan (sedikit) bak preman, tapi aku tak bisa lebih dari setahun tidak pulang dan bersua dengan keluarga.jadi silahkan deh buat teman-teman yang ingin ke luar negeri.aku mah jalan-jalan aja ke luar negeri.cie...sombong gila yah.
2.aku ga mau terikat dinas.beasiswa kan hukumnya 2N+1.hehe, sori yah, aku salalu berpikir dalam kebebasanlah seseorang dapat berbuat lebih baik.bukan karena ga suka tempat kerja sekarang loh yah.tapi hanya ga ingin mengikat diri untuk tahun di satu tempat. apalagi. ada beberapa teman yang pernah dikirim selama 2 tahun ke luar negeri, pas pualng ke Indoensia malah nangis2 memikirkan harus bertahan 5 tahun di tempat kerja. janji itu utang, menjanjikan 5 tahun untuk setia pada “sesuatu” yang bisa berubah-ubah menurutku suatu harga yang terlalu mahal.
3.dalam negeri lebih kontekstual.nah, selama tinggal di pedalaman sini, akhirnya aku melihat, faktor dominan yang membuat anak-anak tidak memperoleh haknya, bukan karena kemelaratan ekonomi, kurangnya informasi, masalah geografis, tapi cenderung pada NILAI BUDAYA yang membuat anak-anak kurang “derajatnya”.jadi aku berpikir, kalau skeolah di luar negeri, aku tidak aku mendapatkan ilmu yang kontekstual. kurang aplikatif karena hanya belajar teori yang berlaku secara umum.takutnya nanti pas balik, eh malah gagap karena tidak kontekstual karena yang aku pelajari malah cocok di terapkan di luar negeri. nah loh, kan kalo begini bisa berabe urusannya.
4. karena pendidikan di indonesia sudah berstandar internasional (meski baru beberapa perguruan tinggi).jadi kalau ada orang yang tetap menganggap pendidikan kita (khususnya pasca sarjana) tertinggal dari negara lain, yah maaf saja, itu berarti anda KURANG INFORMASI.hehe.
5.karena aku tidak pintar sekali.
6.karena aku tidak tekun sekali. hehe.begini loh, menurut pengamatanku orang yang kuliah ke luar negeri dengan beasiswa biasanya karena pintar sekali.jadi universitas di luar belomba-lomba untuk menawarkan kesempatan belajar kepadanya.contohnya:si George dari papua, yang meraih medali emas di olimpiade fisika.trus dia ditawarin deh untuk sekolah ampe s3, DIMANAPUN!! trus, kalau tidak pintar sekali, maka orang itu harus tekun sekali agar bisa mendapat beasiswa ke luar negeri.Buktinya, adalah orang-orang yang aku amati dalam sebuah milis beasiswa.rasanya2 mereka sama deh kayak aku, hihi.tapi mereka tekun sekali berburu informasi beasiswa yang banyak sekali ditawarkan keapda negara miskin (sad fact, right??), tekun ngurus syarat yang ribet.yah, scholarship is all worth lah untuk usaha2 itu.
7.aku ingin menjadi pribadi yang lebih tangguh, dan tidak manja lagi.
nah apa hubungannya???banyak. bahkan seenarnya inilah inti tulisan ini. (buset dah ah, panjang amat prolognya, hehe).
Dalam blog ku terdahulu, aku sempat menyebutkan bahwa meski aku dibesarkan dalam keluarga yang biasa dan sederhana saja, tapi aku dan saudara2ku berhasil dididik berasa menjadi putri2 dan pangertan.maksudnya adalah, hidup kami lurus2 saja.itulah mengapa sampai kuliah aku tidak pernah mengaharuskan diriku untuk menjalani hidup dengan keras.Meski tidak berlebihan, tidak pernah kurasakan menahan lapar karena kiriman ortu tidak lancar.tidak pernah kupaksakan diriku untuk bekerja demi kelancaran kuliah. karena itulah, dari dulu aku selalu mengagumi orang-orang yang bisa membiayai kuliahnya sendiri, orang-orang yang memilih untuk kuliah meskipun dia juga harus bekerja.Itu menurutku pribadi yang luar biasa.memilih untuk “mengerasi” hidup, agar si hidup pada akhirnya “melunak” padanya.

Bayangkan bentukan karakter yang dipilih oleh seorang yang memilih dan sanggup untuk bekerja sekaligus kuliah!!!
1.managemen waktunya pasti top!! kalo ga, bisa keteteran. Habis kerja, cepet2 nyampe kampus.kemudian tubuh seharian dah dipake kerja, harus berjuang untuk tetap konsentrasi, trus harus ngatur waktu juga kapan ngerjain tugas.
2.managemen keuangan.wuihhh!iyalah, kalo ga ntar ga bisa bayar semesteran lagi.bayangkan bagaimana akhirnya diri kita secara otomatis merem niat beli2 baju, sepatu, kongkow, jalan2...karena sibuk kalkulasiin nominal yang harus dikumpulin utk semesteran.
3.multi tasking.wahhh, harus fokus kuliah,harus fokus kerja. dua2nya tanggung jawabnya berat.belum lagi menjaga kehidupan spiritual, kehidupan sosial, hubungann dengan keluarga, dan refreshing diri sendiri.

intinya, aku sangat menyakini, ketika aku memilih untuk kuliah atas biaya sendiri dan sambil bekerja.bukan hanya ilmu yang kontekstual yang aku dapatkan, tapi juga bentukan kepribadian yang “amat dahsyat”.
kalau bahasa industrinya siy, paket hemat.otak diisi, kepribadian dibentuk hebat kan.

bayangkan kalau aku kuliah diluar negeri dengan beasiswa.ruginya rasanya dua kali.yah ilmunya yang kurang kontekstual, juga aku kembali hanya menajdi anak manja “yang hanya kuliah dan belajar saja”. atau jangan2, orang2 heboh kuliah ke luar negri juga implementasi “mental terjajah”, jadinya menganggap semua di luar neegri itu pasti lebih oke dari dalam negeri.heyyyy, kita dah merdeka sejak 1945 loh, kok itu mental belum bebas2 juga yah???!!!

selama ini aku mengagumi kepribadian yang bisa membiayai sendiri kuliahnya dengan sekolah.jadi aku putuskan, aku akan ambil kesempatan juga untuk menjadikan diriku layak untuk kukagumi dengan standar yang pernah kuterapkan sendiri.hihi, narsis ga tuh??ga kan..?

banyak orang sudah berjuang sangat teguh untuk impiannya.
untuk dirinya, untuk hidupnya yang lebih baik
termasuk si kecil Ya Man.
mereka bisa, maka harusnya aku pun tak gentar

jadi maaf saja, beasiswa luar negeri, aku tak (lagi) menginginkanmu.

berikutnya, penting untuk dilakukan:
1.belajar sebagai persiapan tes.
2.tes TOEFL lagi
3.cari tahu jadwal kuliah
4.fokus untuk bisa kerja di kota yang akan dipilih sebagai kota kuliah lagi (bisa kerjaan baru atau sekedar pindah kantor tapi kerjaan lama).
5.Hemat!!
6.belajar sibuk jangan bangun siang dan tidur awal dari sekarang,hehe.
7.yang lainnya menyusul...
8. yang terpenting doakan!!! hanya DIA yang tahu yang terbaik untukku.aku sudah mengajukan dan fight untuk propsal hidupku, tapi yang terbaik tetap datangnya dari DIA.
8.tetap semangat!!
9.Optimis!!!
10.nanya2 ke sumber informasi yang layak dipercaya...

june 14.2009

0 komentar: