Senin, 22 Juni 2009

tanamlah pohon sebelum mati

“When somebody plants a tree, he plants his soul”

Itu cuplikan dari narasi dalam sebuah acara NHK (duh pengen deh, dapat inspirasi nulis yg bagus2 dari tv negara sendiri).

Back to topic...
Sore ini NHK menceritakan sebuah tradisi menanam pohon sakura (cherry in english, is it true) oleh orang-orang yang akan meninggal. orang-orang “yang dapat feeling dah mati itu”, datang ke sebuah bukit yang dulunya tandus dan menanam pohon sakura disana. Setelah mereka mati, maka keluarga mereka datang (biasanya di musim semi) untuk melihat pohon tersebut.
Hanya dalam waktu belasan tahun ada 9000 pohon sakura yang sudah berbunga di bukit itu. karena cerita tentang “orang-orang yang menanam pohon itu” ditambah bukit itu yang memang iINDAH sekali, akhirnya bukit itu sekarang menajdi tempat wisata yang terkenal loh.Jadi bukan keluarga penanam pohon yang akhirnya berkunjung kesana.

Nah, melintaslah di pikiran gw akan trik-trik untuk memancing orang-orang di negeri ini agar mau menanam pohon.
Tapi sebelumnya jawab dulu deh pertanyaan ini??
jika ada suatu negara yang berperan penting sebagai paru-paru dunia karena memiliki hutan hujan terluas di dunia namun mengalami kerusakan hutan di tercepat di dunia namun ter(paling)-lambat menyadari akan bahaya kerusakan hutan, negara manakah itu??
YAP!! Indonesia.

Kita tuh parah banget deh!! Dalam satu siaran TV luar (Prime master TV, tv para pekerja sosial/NGO) gw pernah terenyuh banget. Gimana enggak, pihak luar miris liat hutan kita yang makin rusak, eh kita malah tenang-tenang aja.

Memang siy, pemerintah rasanya semakin gencar mengadakan gerakan menanam pohon. Bahkan pake artis2 segala, mulai dari si gembil nan cantik Tasya, Putri Indonesia 2008 (saha namina nya...poho deuy urang teh), ampe maia estianty. Tapi tetap aja rakyatnya (termasuk gw dong...) punya kesadaran minim untuk menanam pohon, untuk mengurangi global warming, untuk berhenti menebang pohon.
Jadi pendekatan melestarikan alam menurut gw lambat banget dampaknya.

Jadi, coba deh pemerintah mulai sekarang ganti pendekatannya.
Sekarang pendekatannya adalah,”anda ingin hidup abadi, tanamlah pohon, karena jika anda telah meninggal, pohon anda yang anda tanam tetap hidup dan para sanak kerabat anda bisa tetap mengingat anda dan jiwa anda tetap lestari“

Taruhan deh!!pasti orang-orang langsung minat, dan ramai-ramai menanam pohon.
Kenapa??
karena orang indonesia punya obsesi yang aneh untuk hidup abadi.
Tak percaya??
Lihat saja betapa banyaknya perayaan-perayaan besar yang masih dilestarikan di negara ini dengan keyakinan bahwa perayaan itu akan membuat arwah orang yang sudah mati akan tetap abadi, bahagia, sekaligus melindungi keturunannya!!
beberapa suku yang gw tahu yang bisa jor-joran dalam perayaan orang yang meninggal itu batak, toraja, bali (eh, gimana dengan suku lainnya???).
Intinya, dari hebohnya budaya2 kita dalam menyikapi kematian seseorang, tercermin bahwa kita pengen tetap hidup (atau dikenang) sekalipun sudah mati.
nah, sekarang bagaimana kalo metodenya diubah saja?
daripada menggelar perayaan yang memberatkan anak-cucu-mantu (ampe punya utang turunan loh) mending untuk melestarikan jiwa orang yang sudah meninggal yah tanam pohon saja.
ga mahal dan bisa melestarikan alam, melestarikan dan memberikan hidup yang lebih baik bagi generasi penerus.
hihi! walo sotoy, tapi kayaknya usul gw lumayan juga kan??!!
boleh2 juga niy diusulin pada presiden yang baru nanti (hehe, sok penting yah gw...)

ps.kalo gerakan menanam pohon demi kelestarian jiwa ini terwujud, pohon apa yang cucok yah?yang tahan lama ga susah diwarawt dan khas indonesia??apa hayo???

0 komentar: